Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “skena” semakin sering terdengar di media sosial maupun percakapan sehari-hari. Istilah ini awalnya merujuk pada orang-orang yang aktif dalam sebuah scene atau komunitas musik independen, seperti punk, grunge, atau hardcore. Namun kini, pengertian “anak skena” telah berkembang menjadi sebuah identitas gaya hidup yang unik dan lekat dengan budaya pop modern.
Fenomena tren skena semakin populer di kalangan remaja hingga dewasa muda di Indonesia. Dengan karakter yang bebas, nyentrik, dan tidak mainstream, anak skena dianggap sebagai simbol kemerdekaan berekspresi.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap mengenai tren skena: asal-usul, karakteristik, nilai sosial budaya, hingga pengaruhnya terhadap dunia mode dan industri kreatif.
Asal Usul Istilah Skena
Kata “skena” berasal dari bahasa Inggris “scene” yang berarti sebuah lingkungan atau komunitas yang berkumpul karena minat yang sama, terutama dalam musik dan seni. Skena musik biasanya mencakup:
- Musisi
- Penggemar
- Pengelola acara musik underground
- Seniman visual dan indie label
Di awal kemunculannya, istilah ini melekat pada anak muda yang sering hadir di gigs, underground show, dan pergerakan musik indie. Artinya, seseorang dianggap “anak skena” karena keterlibatan aktif dalam sebuah kultur alternatif.
Fenomena Modern: Dari Musik ke Gaya Hidup
Di era media sosial, skena meluas menjadi simbol gaya hidup kekinian. Tidak hanya tentang musik, tetapi juga ekspresi diri melalui:
- Fashion — outfit vintage, kaos band, aksesori unik
- Hobi — fotografi analog, konser underground
- Media sosial — konten aesthetic, street photography
- Gaya pergaulan — nongkrong di coffee shop indie
Keberadaan platform seperti TikTok dan Instagram membuat estetika skena cepat menyebar dan berkembang menjadi tren viral.
Karakteristik Anak Skena Zaman Sekarang
Sesuai perkembangan era, anak skena memiliki identitas visual dan kebiasaan khas yang mudah dikenali. Misalnya:
1️⃣ Fashion Alternatif
- Kaos band, jaket denim, celana longgar
- Aksesori rantai, gelang kulit, tato temporer
- Warna outfit gelap atau earthy tone
2️⃣ Musik sebagai Jiwa
Walaupun tidak selalu underground, musik tetap bagian penting:
- Indie pop
- Emo revival
- Punk / Punk-pop
- Alternative Rock
- Shoegaze
3️⃣ Nongkrong yang Estetik
Lokasi favorit:
- Gig musik lokal
- Kafe hidden gem
- Bar dengan live band
- Ruang kreatif dan studio seni
4️⃣ Kreatif dan Ekspresif
Banyak anak skena terlibat dalam dunia kreatif:
- Fotografi
- Desain grafis
- Film indie
- Street art
Anak skena dianggap berani tampil berbeda dan menolak arus budaya mainstream.
Media Sosial: Mesin Penggerak Tren Skena
Media sosial berperan besar dalam memperkenalkan estetika skena ke masyarakat luas. Konten “anak skena vibes” dengan filter film analog kini mulai sering viral. Dengan begitu, budaya skena yang awalnya eksklusif berubah menjadi lebih inklusif dan komersial.
Di sisi lain, popularitas ini melahirkan fenomena “skena instan” — orang yang mengikuti gaya skena hanya untuk konten viral tanpa memahami nilai awalnya. Hal ini memunculkan kritik dari komunitas asli skena.
Namun secara positif, ini menunjukkan bahwa identitas skena telah diterima luas dalam budaya anak muda.
Skena dan Industri Kreatif Indonesia
Perkembangan komunitas skena memberi dampak nyata bagi berbagai sektor kreatif:
| Industri | Pengaruh Skena |
|---|---|
| Fashion Lokal | Brand indie berkembang pesat mengikuti pasar anak skena |
| Musik | Band alternatif dan gigs semakin dilirik |
| Coffee Shop | Banyak kafe menjadi pusat komunitas skena |
| Konten Digital | Fotografi analog, vlog gigs semakin populer |
Fenomena ini membuka peluang ekonomi baru bagi generasi muda, mulai dari creative freelance hingga pengusaha kreatif.
Nilai Sosial dalam Budaya Skena
Di balik tren yang terlihat “keren”, skena menyimpan nilai-nilai yang menjadi daya tarik utama, yaitu:
✔ Kebebasan berekspresi
Tidak ada aturan ketat mengenai penampilan atau gaya musik.
✔ Solidaritas komunitas
Saling mendukung karya dan acara lokal.
✔ Anti-mainstream dan perlawanan terhadap komersialisme
Mengutamakan kreativitas daripada tren pasar.
Nilai-nilai ini membuat skena menjadi ruang aman bagi anak muda untuk menemukan jati diri.
Kontroversi: Tren atau Gaya Hidup?
Meski populer, tren skena tidak lepas dari kritik:
- Dipandang hanya sebagai ajang gaya-gayaan
- Identitas asli skena dianggap memudar
- Ada kesenjangan antara “skena real” dan “skena sosial media”
Namun wajar jika budaya berkembang sesuai zaman. Selama nilai kreatifnya tetap hidup, skena masih menjadi bagian penting dalam perkembangan budaya pop di Indonesia.
Masa Depan Tren Skena di Indonesia
Dengan semakin kuatnya industri kreatif dan musik independen, tren skena diprediksi tetap relevan di masa depan. Skena tidak lagi hanya soal musik alternatif, tetapi juga:
- Kemandirian berkarya
- Kolaborasi kreatif antar komunitas
- Ekosistem hiburan yang lebih beragam
Skena menjadi bukti bahwa generasi muda Indonesia memiliki semangat untuk berkarya dan menunjukkan identitasnya.
Kesimpulan
Fenomena tren skena merupakan bagian dari evolusi budaya anak muda Indonesia. Dari sebuah komunitas musik independen, kini skena menjelma menjadi:
- Identitas budaya populer
- Representasi kebebasan berekspresi
- Penggerak industri kreatif lokal
Meskipun menuai kritik karena komersialisasi, skena tetap menjadi ruang yang menyenangkan untuk berkarya, berjejaring, dan mengekspresikan keunikan diri.
Dan pada akhirnya, skena bukan hanya tentang penampilan, tetapi tentang keberanian untuk menjadi diri sendiri.